Jumat, 25 Oktober 2013

ETIKA BISNIS

Pengertian Etika Bisnis, Indikator Etika Bisnis Dan Prinsip Etika Dalam Berbisnis

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.

·           Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan  tentang asas-asas akhlak (moral)”
·         Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR  "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. "
·         Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".


contoh-contoh etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :

1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
   
Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
 10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
   11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan


1.1.3        Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu

1.      Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.

2.      Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.

3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.



Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Berdasarkan referensi-referensi diatas saya sependapat etika bisnis adalah studi yangdikhususkan mengenai moral yang benar dan salah yang harus dipelajari oleh semua perilaku bisnis. karena menurut saya dalam berbisnis sangat penting untuk beretika dan melakukan persaingan yang sehat antar pelaku bisnis. kita dapat melihat di contoh diatas pelaku bisnis yang menggunakan etika dalam berbisnis akan mengikuti transparansi, kejujuran, dan nilai-nilai moral yang baik. sedangkan pada contoh ketiga ialah contoh kasus yang melakukan penipuan dan penyesatan. sangat tidak bagus dan merusak nama dan citra perusahaan.


oleh karena itu, sekali lagi menurut saya Etika Bisnis sangat diperlukan bagi semua pelaku bisnis.
Dan pendapat saya tentan etika adalah : sikap seseorang dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan moralitas dalam kehidupan sehari-hari menurut ukuran dan berperilaku yang baik.

Indikator Etika Bisnis

            Indikator yang pertama perusahaan/pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa menrugikan masyarakat. Indikator yang kedua menurut pada peraturan yang berlaku. Indikator yang ketiga menurut pada hukum. Indikator yang keempat berdasar pada ajaran beragama. Dan indikator yang terakhir berdasar pada nilai budaya.
Dari berbagai pandangan etika bisnis beberapa indikator yang dipakai untuk menyatakan bahwa seseorang atau perusahaan telah mengimplementasikan etika bisnis yaitu:
a.         Indikator etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain
b.         Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya
c.         Indikator etika bisnis menurut hukum. Seseorang atau perusahaan dikatakan telah melakukan etika bisnis apabila seorang pelaku bisnis mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan bisnisnya
d.        Indikator etika bisnis menurut ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana pelaksanaan bisnisnya sudah merujuk pada nilai-nilai pada ajaran agama yang dianutnya
e.         Indikator etika bisnis menurut nilai budaya. Pelaku bisnis dianggap beretika karena telah menyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasikan pada nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada di sekitar operasi perusahaan
f.          Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya

     Prinsip Etika Dalam Berbisnis  

Perkembangan bisnis saat ini telah memasuki era globalisasi, dimana terjadi pergerakan komoditas, modal, dan juga manusia yang seolah tanpa batas menembus ke segala penjuru dunia. Modal paling utama dalam bisnis adalah nama dan kepercayaan. Ukuran etika dan sopan santun dalam dunia bisnis sangatlah keras, kalaulah ada pengusaha yang melanggar etika, mereka lebih banyak mendapat hukuman dari masyarakat, dibandingkan dari pemerintah. Karena pada dasarnya juga masyarakat bisnis itu punya jaringan tersendiri, yang sangat luas dan efektif, sehingga setiap pengusaha yang berbuat curang atau tidak etis, maka namanya akan segera tersiar, hal itu tentunya akan merusak nama baiknya sendiri. Etika bisnis itu tidak hanya terlihat dalam hubungan antara pengusaha saja, namun juga terkait hubungan dengan pemerintah dan tentunya masyarakat. Walaupun sejauh ini ukuran etis atau tidak etisnya praktik perusahaan dalam masyarakat masih susah diukur, namun paling tidak kita bisa kembalikan ke hati nurani pengusaha itu sendiri. Terdapat beberapa alasan yang menjadikan etika bisnis menjadi sedemikian pentingnya (Faisal Afiff, 2003):

(1)   Ada kelaziman masyarakat yang sudah maju untuk cenderung menuntutpara pebisnisnya agar mampu bertindak etis, atau masyarakat padaumumnya mengharapkan kinerja etik yang tinggi. Suatu perusahaanyang memiliki kinerja etik yang tinggi akan mendapat dukungan danpembenaran dari masyarakat.
(2)  Untuk menghindari kerugian kelompok kepentingan dalam masyarakat. seperti para pelanggan, perantara, pemasok dan pesaing.
(3) Untuk   melindungi   atmosfir   berbisnis   dari   kemungkinan   tumbusuburnya perilaku tidak etis, baik dari karyawan (lingkungan internal)maupun dari para pesaing (lingkungan eksternal).
(4)   Untuk melindungi masyarakat yang akan bekerja di sektor bisnis dariancaman lingkungan kerja yang tidak adil, produk berbahaya, danbahkan pemalsuan laporan keuangan dan juga memberikan kontribusipada ketenangan,  keamanan dankenyamanan  psikologis bagi  parapebisnis   agar   mampu   berkiprah   melakukan   tindakan   bisnis yangkonsisten sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
(5)    Umumnya orang menginginkan akan bertindak konsisten dengan pandangan hidupnya, menyangkut nilai-nilai kebaikan dan keburukanperilaku dirinya. Sesuatu yang dipaksakan dan beitentangan dengannilai pribadinya, lazimnya akan melahirkan sumber konflik batin danstress emosional yang besar.
Munculnya kasus-kasus yang melahirkan problematik etika bisnis bisa beragam sifatnya, seperti adanya kepentingan pribadi yangberseberangan dengan kepentingan orang lain, hadirnya tekanan persaingan dalam meraih keuntungan yang melahirkan konflikperusahaan dengan pesaingnya, munculnya pertentangan antaratujuan perusahaan dengan nilai-nilai pribadi yang melahirkanpertentangan antara kepentingan atasan dan bawahannya akibatadanya mentalitas pebisnis yang otoriter.
Terjadinya krisis multi dimensional beberapa tahun terakhir menjadi­kan etikabisnis sebagai sorotan dan perhatian dari masyarakat dan para pengamat. Tuntutan masyarakat akan etika dan tolok ukur etika meningkat.hal ini disebabkan pula oleh pengungkapan dan publikasi, kepedulian publik,regulasi pemerintah, kesadaran CEO akan etika dan profesionalisme bisnismeningkat Ferdy (1998) mengutip Cassese menyebutkan bebcrapa alasanperusahaan yang mempunyai orientasi laba menaruh perhatian pada etikabisnis
(1)       Tekanan dari konsumen.
(2)       Persaingan.
(3)       Perubahan nilai sosial.
(4)       Munculnya beberapa kasus yang menyebabkan ambruknya reputasi

perusahaan atau individu akibat tindakan yang tidak etis.

  Prinsip dalam Berbisnis
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya.

Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga melakukansesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salahsatu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan,diantaranya adalah:

(1)Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuaidengan tuntutan mereka;
  (2)Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi dan memperbaiki ketidakpuasan mereka;
  (3)Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatanpelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk  dan  jasaperusahaan;
 (4)Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik.karena kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika,kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak secara etis, walaupunkebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak secara otonom danetis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selainsadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil keputusan dantindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawabmerupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan tanggungjawabdisini adalah tanggung jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya padastakeholder.

Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material, maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:

1.    Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dankontrak. Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya satu samalain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya. Karenajika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yangdicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang bertindak curang tersebut.
2.    Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu danharga yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalamberbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralihke produk lain.
3.   Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaanyaitu   antara   pemberi    kerja   dan   pekerja, dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupunatasannya tidak terjaga.

Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
1.      Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat  dengan negara. Semua  pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar  Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2.        Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antaraorang yang satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubunganvertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal antarwarga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
3.        Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini   berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan   dalam perusahaan yang juga adil dan baik.

  Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling mengun­tungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.

Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengantetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling pentingdalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut AdamSmith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa noharm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung semuaprinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikanorang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yangditerima dan masuk akal


referensi:

http://rannie-winoni.blogspot.com/2009/10/contoh-kasus-etika-bisnis.htmlhttp://melvino84.blogspot.com

Jumat, 21 Juni 2013

Resensi



kata resensi berasal dari bahasa Belanda, yaitu recensie. dari bahasa Inggris menyebutnya review, sedangkan dalam bahasa latin menyebutnya redevire. dalam pemakaian bahasa Indonesia, resensi merupakan timbangan sebuah buku, pembicaraan buku, atau sekarang ini sering dikenal dengan istilah bedah buku. tindakan meresensi buku dapat berarti memeberikan penilaian, mengungkapkan kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku.
Tujuan Resensi
Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut.
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku

 Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.

Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.

Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

Contoh resensi
Judul buku                     : Twilight
Nama pengarang         : Stephennie Meyer
Nama penerbit              : Little Brown, USA
Tempat terbit                 : New York, United States 
Cetakan                          :5, Oktober 2005 
Tebal Buku                    : 518 Halaman
Harga                               : Rp 60.000

novel imajinasi, mungkin sebagian dari kita menganggap kalau novel imajinasi dalam pengkhayalannya begitu sulit saat kita hanya dapat membayangkannya dari suatu tulisan novel, namun semua ini tidak berlaku untuk novel yang berjudul Twilight karangan Stephennie Meyer. Mayer mampu menulisakan dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti sehingga menjadikan novel fiksi ini dalam penyampaiannya begitu menarik bagi pembaca dan apa yang ingin di sampaikan sang penulis pun dimengerti.
***
Novel ini ditulis dalam sudut pandang sang tokoh utama, Isabella Swan (Bella), yang harus pindah dari Phoenix ke kota kecil bernama Forks yang terletak di barat laut Washington untuk tinggal bersama ayahnya, Charlie. Bella yang selama ini tinggal bersama ibunya, Renee, memutuskan hal tersebut untuk memberi kesempatan pada ibunya yang baru menikah dengan suami barunya, Phil, agar dapat menikmati kehidupan pernikahannya yang baru tanpa beban. Bukan berarti Bella tidak menyukai Phil, hanya saja Phil selalu hidup berpindah-pindah, dan Bella berpendapat itu tidak akan baik untuk hidupnya dan mungkin ini adalah kesempatan untuk lebih mengenal ayah kandungnya.

Kota Forks dan Phoenix berbeda dalam banyak hal. Dari mulai cuaca hingga jumlah penduduknya. Bella selalu membenci Forks, dan sangat mencintai Phoenix. Tapi ternyata di Forks-lah ia bertemu dengan Edward Cullen. Edward adalah pemuda bertubuh kurus dengan rambut berwarna perunggu, Dan sangat tampan. Pengarang menyebut ketampanan Edward sebagai “keindahan luar biasa yang memancarkan kekejaman”. Dan dia adalah VAMPIR.
Namun tidak seperti vampir kebanyakan, Edward dan keluarganya (yang semuanya vampir) tidak memburu manusia, melainkan memburu hewan sebagai gantinya. Hanya saja, Edward mengakui bahwa ‘aroma’ Bella merupakan godaan yang amat sangat berat baginya, sehingga karena alasan itulah Edward bersikap sangat kasar saat pertama kali bertemu Bella. Belakangan ia mengakui karena saat itu ia begitu terobsesi dengan aroma tubuh Bella yang membuatnya sangat haus akan darahnya. Perasaan itu diungkapkan sebagai berikut,

“Bagiku kau rasanya seperti semacam roh jahat yang dikirim langsung dari nerakaku sendiri untuk menghancurkanku. Aroma yang menguar dari kulitmu...Kupikir akan membuatku gila pada hari pertama itu. Dalam satu jam itu aku memikirkan seratus cara berbeda untuk memancingmu keluar dari ruangan itu bersamaku, agar aku bisa berdua saja denganmu...”

“Tentu saja, kemudian kau nyaris mati tepat dihadapanku. Baru setelahnya aku menemukan alasan yang sangat tepat mengapa aku beraksi saat itu—karena jika aku tidak menyelamatkanmu, jika darahmu tercecer disana didepanku, kurasa aku takkan bisa menghentikan diriku mengungkapkan diri kami sebenarnya. Tapi aku baru memikirkan alasan itu setelahnya. Saat itu, bisa kupikirkan hanyalah,”Jangan dia.””

Tapi lebih dari semua itu, Edward sangat mencintai Bella. Sangat melindungi Bella. Dan Bella begitu irrasional dapat menerima kenyataan siapa sebenarnya Edward dengan begitu tenang. Tapi saya rasa, saya pun akan bersikap seperti Bella dicintai dengan amat sangat oleh Edward. Siapa yang bisa bilang ‘tidak’ dengan laki-laki tampan, pintar, dan vampir BAIK. 

Masalah timbul ketika vampir dari koloni yang berbeda datang berkunjung ke Forks. Koloni ini adalah kategori pemburu. Yup, pemburu manusia. Dan salah satu dari mereka tiba-tiba saja terobsesi dengan Bella. Selain karena ‘aroma’nya yang enak juga karena kenyataan bahwa Edward melindungi Bella. Pemburu itu, bernama James, merasa tertantang. Dan kejar-kejaran pun dimulai dengan melibatkan seluruh keluarga Edward yang berusaha menyelamatkan Bella. Ada satu momen yang saya sukai saat ini, yaitu saat Bella mengkhawatirkan keluarga Edward karena berusaha menyelamatkan dengan segala upaya dan mengungkapkannya pada Alice, adik Edward.

Alice menjawab,”Hampir satu abad lamanya Edward seorang diri. Sekarang dia telah menemukanmu. Kau tak bisa melihat perubahan yang kami lihat, kami telah bersama dengannya untuk waktu yang lama. Kau pikir kami tega menatap dalam matanya selama ratusan tahun yang akan datang bila dia kehilangan dirimu?”

Ini adalah kisah cinta terlarang. Dan seperti cinta terlarang lainnya, cinta ini tak mengenal jalan kembali, selain menjadi hidup dan sekaligus mati pada saat yang sama.

***
Stephenie Meyer berhasil membuat para pembaca terpikat oleh sosok sempurna Edward.Bahkan ketika Bella dihadapi oleh dilema besar, penulis mampu membuat pembaca ikut merasakan konflik batin yang dirasakan Bella.

Yang menjadi kelebihan dan membuat novel ini digandrungi oleh para penggemarnya mungkin gaya bahasa yang halus dan gampang diikuti, tema lapuk tentang cinta dibuat lebih segar dengan memasukkan tokoh vampire dengan sosok baru (penggambaran vampire oleh Meyer dalam novel ini agak berbeda dengan gambaran kebanyakan dan sangat menarik), juga tentu saja hal yang membuat saya menyukai novel ini yaitu ketegangan yang dibangun secara bertahap, dari suasana asing disekeliling Bella, keanehan bertemu keluarga Cullen yang misterius, hingga bentrok dengan vampire nomad.
Jalan cerita yang penuh intrik dan tidak membosankan, dengan tampilan cover novel yang baik dan membuat ingin tahu. Kisah yang dirangkai dengan unik dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, alur cerita yang jelas dan mudah diikuti. Ditail-dital serta sejarah dari setiap tokoh dipaparkan dengan baik, sehingga dalam mendeskripsian, novel ini mudah dipahami.
Belum lagi dalam penggambaran kisahnya, Mayer menjadikan tiga perempat buku ini berisi cerita cinta dan cerita tentang bagaimana perasaan sang pemeran utama terhadap vampire yang disukain yaitu Kira-kira menjelang akhir buku, barulah muncul konflik yang cukup menaikkan ketegangan, sehingga saat ketegangan muncul membuat pembaca seolah mendapatkan kejutan paling menarik dari novel tersebut sehingga menjadikan ending dari novel ini begitu membekas dihati pembacanya.
***
Dalam penulisannnya Mayer hanya terpaku pada tokoh yang sama dan kurangnya interaksi sang tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya itulah yang membuat konflik yang harusnya dapat dikembangkan justru hanya terpaku pada satu orang.
Penggambaran perjuangan Bella dalam menghadapi suasana kota Fork yang dibencinya justru berjalan datar seperti juga dengan interaksi Bella dengan The Cullens. Sayang, ilustrasi cover buku ini kurang mencerminkan bukunya. Selain itu, kekurangan buku ini adalah buku ini terlalu mengedepankan perasaan Bella, sehingga kisah ini agak terlalu melankolis dan mendayu-dayu.
Dilihat dari penokohan Edward Cullen yang terlihat mirip Romeo, Hamlet dan tokoh tragic hero yang lain dengan karakterisasi kurang kuat, lalu tokoh Bella yang menjadi narrator cerita terlalu tidak membumi (Karakter Bella terasa lebih mirip vampire daripada manusia), belum lagi plot cerita sederhana yang malah dibikin melebar (kesannya bertele-tele), hingga tema lama yang juga boleh dibilang sudah lapuk (kisah cinta dua dunia berbeda).
***
Intinya, novel ini sangat layak dibaca untuk kalian yang suka akan kisah cinta yang tidak biasa. Memang, novel ini tidak ‘sedalam’ novel The Time Traveller’s Wife karangan Audrey Niffenegger, tapi novel ini sangat indah dengan caranya sendiri. Dan novel ini sendiri cocok untuk para remaja yang menggemari novel imajinasi. Bahkan begitu terkenalnya novel Twilight ini, sampai dirilis film dengan judul yang sama dengan novelnya yaitu Twilight yang saat  ini diputar di bioskop – bioskop di seluruh dunia.